Jamalul Islam (Abul Qosim Bin Hawazin Imam Al-Qusyairy,dalam Kitab Risalah Al-Qusyairiyyah) |
Syariat adalah disiplin ubudiyah, sedangkan hakikat adalah musyahadah Ketuhanan. (Musyahadah Ketuhanan (rububiyah) : artinya melihat dengan kalbu. Hal ini terungkap bahwa syariat merupakan sarana mengetahui penempuhan jalan Allah swt. Sedangkan Hakikat adalah kelestarian memandang kepada-Nya. Tharikat adalah menempuh jalan syariat tersebut, yakni mengamallkan aturan-aturannya). Catatan kaki).
Setiap syariat yang tidak dikukuhkan dengan hakikat, tidak bisa diterima. Sebaliknya Hakikat yang tidak dikukuhkan dengan syariat, tidak akan suskes.
Syariat turun dengan tugas-tugas dari Sang Khalik, sementara hakikat merupakan implementasi pelaksanaan kebenaran. Syariat berarti Anda menyembah-Nya, sedangkan Hakikat berarti Anda Menyaksikan-Nya. Syariat berarti bangkit sesuai dengan apa yang diperintahkan, sementara Hakikat adalah menyaksikan apa yang di qadha-kan dan ditakdirkan, apa yang tersembunyi dan apa yang tampak.
Saya mendengar Syeikh Abi Ali ad-Daqqaq berkata : “(Kepada-Mu kami menyembah)” adalah menjaga syariat, dan “(Kepada-Mu kami memohon pertolongan)” adalah ikhtiar dengan hakikat.
Perlu diketahui, syariat itu sendiri adalah hakikat, bila dilihat bahwa syariat adalah keharusan melalui perintah-Nya. Begitu pun hakikat adalah syariat, dari segi bahwa ma’rifat kepada-Nya, karena perintah-Nya.
No comments:
Post a Comment