Lima Falsafah Gus Dur - Kesra Sitirejo

Breaking

SITIREJO

Jadwal Sholat

Post Top Ad

 


Saturday, May 2, 2020

Lima Falsafah Gus Dur

K.H. Abdur Rohman Wahid (GUS DUR)

Gus Dur tak bisa dipisahkan dengan dunia tasawuf atau akhlak; akhlak pada Allah atau pada hambanya. Perilakunya menunjukkan bahwa beliau sangat mencintai dunia tersebut: tidak cinta harta dan kekuasaan, penyayang dan hormat pada semua ragam manusia.
Keberaniannya pada segala situasi dan kondisi juga menunjukkan bahwa Presiden RI ke-4 ini seorang yang memiliki ketawakalan yang tinggi.
Tidah hanya dari sisi perilaku, pikirannya juga menunjukkan bahwa Gus Dur, yang bernama kecil Abdurrahman ad-Dakhil, sangat menguasai keilmuan tasawuf. Komplitlag beliau ini, ilmu dan amalnya sesuai. Bukan ilmunya saja, atau amalnya saja.
Terkait ilmu ini, kita bisa baca esai-esai Gus Dur, misalnya banyak mengutip ilmuwan-ilmuwan besar di bidang tasawuf, misal Imam al-Gazali, al-Qusairi, dan satu nama yang sangat sering dikutip, Ibnu Athaillah. Nama yang terakhir disebut kitabnya pernah dikaji Gus Dur.
Tak mengherankan jika Gus Dur sering melontarkan kalimah-kalimah yang membuat kita merinding: orisinil, indah secara bahasa, dan kena secara substansi. Di bawah ini lima ungkapan Gus Dur yang dekat sekali dengan dunia sufi:
  1. “Orang yang masih terganggu dengan hinaan dan pujian manusia, dia masih hamba yang amatiran.”
  2. “Perasaan keagamaan seorang pelacur belum tentu kalah dengan seorang yang bersembahyang di masjid.”
  3. “Tuhan tak perlu dibela, Dia sudah Maha Sehalanya. Belalah mereka yang diperlakukan tidak adil.”
  4. “Orang yang masih terganggu dengan pujian dan hinaan manusia, dia masih hamba amatiran.”
  5. “Banyak orang kuat dan tabah dalam kemiskinan, tetapi tidak tahan ujian kekayaan dan jabatan.”

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

NU Peduli Program Sejuta Masker Cegah Corona