Habib Umar bin Hafiz |
Hari ini adalah hari pertama bulan suci Ramadhan. Bagaimana seharusnya kita sebagai mukmin menyikapi bulan suci ini? Habib Umar bin Hafiz memberikan tiga nasihat kepada kita terkait bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap bulan mulia ini.
Berikut ini tiga tips dari Habib Umar bin Hafiz:
1. Kita Harus Berbahagia atas Kedatangannya
Allah berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus [10]: 58)
Dalam sebuah riwayat Rasulullah ﷺ bersabda:
أُعْطِيَتْ أُمَّتِي خَمْسَ خِصَالٍ فِي رَمَضَانَ لَمْ تُعْطَهَا أُمَّةٌ قَبْلَهُمْ خُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ وَتَسْتَغْفِرُ لَهُمْ الْمَلَائِكَةُ حَتَّى يُفْطِرُوا وَيُزَيِّنُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ ثُمَّ يَقُولُ يُوشِكُ عِبَادِي الصَّالِحُونَ أَنْ يُلْقُوا عَنْهُمْ الْمَئُونَةَ وَالْأَذَى وَيَصِيرُوا إِلَيْكِ وَيُصَفَّدُ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ فَلَا يَخْلُصُوا إِلَى مَا كَانُوا يَخْلُصُونَ إِلَيْهِ فِي غَيْرِهِ وَيُغْفَرُ لَهُمْ فِي آخِرِ لَيْلَةٍ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَهِيَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ قَالَ لَا وَلَكِنَّ الْعَامِلَ إِنَّمَا يُوَفَّى أَجْرَهُ إِذَا قَضَى عَمَلَهُ
Umatku diberi lima hal yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya pada bulan Ramadhan; bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada minyak misik (wewangi minyak Kasturi), para malaikat memintakan ampunan untuk mereka hingga berbuka, dan pada setiap harinya Allah menghiasi surga mereka, kemudian Allah berfirman: 'hampir saja para hamba-Ku yang shalih dihindarkan dari kepayahan dan gangguan dan berjalan kepadamu (surga).' dan di dalam bulan ramadhan para setan dibelenggu hingga mereka tidak bebas menggoda orang yang berpuasa sebagaimana mereka bebas mengganggu selainnya, dan akan diampuni dosa-dosa mereka (orang yang berpuasa) di akhir malam bulan Ramadhan." Para sahabat bertanya; "Wahai Rasulullah apakah itu lailatul qadar?" Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidak, akan tetapi seorang yang beramal akan ditepati pahalanya jika telah selesai melaksanakan amalannya” (HR. Ahmad no. 7576).
2. Menjauhi Hal-hal yang Menghilangkan Keberkahan Puasa
Puasa dan seluruh kewajiban ibadah adalah sarana yang disyariatkan Allah untuk manusia agar bisa mencapai kedudukan takwa.
Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
Takwa adalah menjauhi murka Allah dengan cara mematuhi apa-apa yang diperintahkan dan menjauhi apa-apa yang dilarang-Nya. Ketika seseorang telah kehilangan rasa takut pada Allah, maka saat itu juga musuh-musuhnya (setan, hawa nafsu, dsb.) akan menguasai dirinya. Karena itu, puasa dan seluruh aktivitas ibadah, akan diterima bila didasarkan pada sikap takwa.
Allah berfirman:
اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ
Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa (QS. Al-Ma’idah [5]: 27).
Selain itu, hendaknya seseorang yang berpuasa agar membentengi dirinya dari berkata bohong atau atau berbuat dusta. Jangan sekali-kali untuk melakukannya. Sebab Allah tidak menerima puasa seseorang yang demikian, kecuali dia akan mendapatkan haus dan lapar saja dari puasa yang dilakukan (HR. Bukhari no. 1903).
Selain perkataan dusta, kita juga harus menghindari perkataan kasar dan tidak sopan, serta perkataan yang menimbulkan perdebatan yang membuat pahala atau keberkahan puasa hilang (HR. Muslim no. 1151). Hal ini tentu berlaku pula dengan ucapan/tulisan kita di media sosial. Oleh karena itu, kita harus menghindari perkataan buruk atau tidak sopan, dan fokus pada memuji Allah.
3. Memperbanyak Ibadah
Di dalam bulan Ramadhan, hendaknya setiap muslim berlomba-lomba dalam memperbanyak kebaikan dan ibadah. Hal ini karena, di bulan Ramadhan, segala kebaikan dilipat gandakan pahalanya dan dimudahkan segala urusan oleh Allah untuk melakukan ibadah.
Biasanya, para ulama salaf sering mengkhatamkan Al-Qur’an di kala Ramadhan dengan intensitas yang lebih tinggi. Misalnya Imam Syafii mengkhatamkan Al-Qur’an sekali di siang hari dan sekali di malam hari, sehingga di akhir Ramadhan beliau akan mengkhatamkan 60 kali selama bulan Ramadhan.
Tentu tidak setiap orang bisa melakukan seperti yang dilakukan oleh Imam Syafii. Namun, seyogianya seorang muslim berikhtiar mengkhatamkan Al-Qur’an sekali selama bulan Ramadhan. Misalnya dengan mengkhatamkan sehari satu juz Al-Qur’an.
Doa Selama Ramadhan
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah (dalam Sunan At-Tirmidzi) dan Salman Al-Farisi (dalam Shahih Ibnu Khuzaimah), Habib Umar bin Hafiz mengatakan bahwa ulama di Tarim, Yaman, selalu membaca doa selama bulan Ramadhan sebagai berikut:
(x3) أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ نسأَلُكَ الجنَّةَ ونَعُوذُ بِكَ مِنْ النَّار
Ashadu alla ilaha illallah, astaghfirullah, nas’aluk’l-jannata wa na`audhu bika min an-nar
Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah. Dan aku memohon ampun pada Allah. Serta memohon surga Allah dan dijauhkan dari api neraka (dibaca 3 kali).
اللَّهُـمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي. (3X)
Allahumma innaka ‘afuwwun karimun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (3 kali).
Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, Maha Mulia, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku (dibaca 3 kali) (HR. Tirmidzi no. 3513).
يا كَرِيم
Ya Kariim
Duhai Yang Maha Mulia.
###
*Jika konten atau artikel di blog kami ini dirasa bermanfaat, jangan lupa share ya. Semoga dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Aamiin.
**Dan apabila dalam penulisan ataupun yang lainnya ada kesalahan atau apapun silahkan komentar dikotak komentar kami, dan kami mengucapkan terimakasih telah berkunjung di blog kami.
No comments:
Post a Comment